Selasa, 24 Januari 2017

Mengapa Harus Laki-Laki Yang Memulai? #opinikevin



Siapa yang memberi aturan bahwa yang harus memulai ada laki-laki?. Dan siapa yang memberi aturan bahwa wanita yang harus menunggu?. Siapa? Siapa? Siapaaaa?

Apakah salah kalau wanita yang memulai?

Yang pasti begitulah kenyataan yang sudah terpatri ntah sejak kapan. Wanita selalu menuhankan gengsi, dengan berbagaii alibi mereka mempersenjatai diri, "takut dianggap murahan", "biar ada tantangan". Pliis girls... Kenapa harus memperumit hal yang seharusnya sederhana!

Gak ada manusia yang lebih murahan dari seorang yang berani melabeli seorang wanita "murahan" hanya karena dia pengen kenalan, jujur dengan perasaannya. Apa yang salah dengan kejujuran?

Hati - hati aja sih, karena ke-gengsian itu justru membawa kalian pada penyesalan, karena alibi "memberi tantangan" akhirnya seorang yang mungkin bisa jadi orang kalian harapkan cabut gitu aja.

Kami para lelaki ingin kalian yang sederhana. Jika memang sulit untuk mengungkapkan maka tunjukanlah lewat perhatian. Kami ingin kalian yang sederhana, seorang yang tidak gengsi untuk menghubungi duluan. Kami ingin kalian yang sederhana.

Perlu kalian tau.. Gengsi tidak membuat kalian terlihat lebih cantik!

*Note : tulisan ini dibuat tidak berarti menganggap semua wanita adalah sama dan juga isi pemikiran tiap laki - laki adalah sama pula dengan gue. Thanks
Share:

Sabtu, 14 Januari 2017

Rindu Yang Salah #PUISI3

Dan…
Biar malam ini kujelma menjadi abu
Dihantarkan angin tanpa tuju

Karena…
Kesalku meratah emosiku
Seorang tak hirau beradaku

Tapi…
Ijinkanlah deru ini berdesir
Sampai tiba hari terakhir

Aku akan berhenti
Meratap dan meracau
Tentang rindumu yang angkuh
Dan senduku yang akan menjadi mahasesal
Share:

Rabu, 11 Januari 2017

Mencintai Bukan Berarti Menjual Privasi #opinikevin

Sejatinya pacaran saat ini kurang menghargai privasi, atas nama komitmen diharuskan berbagi segala hal, saling cek chat, saling tau semua akun sosmed, dll. Padahal yang terjadi tanpa disadari adalah hal-hal yang dilakukan tersebut didasari oleh rasa kurang percaya, adanya curiga dan prasangka namun terkamuflase dengan anggapan yang mereka sebut "saling percaya". Sangat kontradiktif menurut gue, gak nyambung.

Justru saat privasi terbagi itulah bukti tidak saling percaya, bukan dengan membagikan segala hal berarti bukti saling percaya, bukan begitu! Lagi pula bukan privasi namanya jika kita membagikan segala hal pada orang lain, bahkan pada pacar sekalipun.



Oke, mungkin diantara kalian ada yang tidak sependapat dan bilang gue aneh. Tapi begini, privasi adalah hak setiap manusia, dan itu haruslah dihargai oleh tiap orang, kalau kamu gak setuju berarti kamu gak menghargai pasanganmu sebagai manusia.

Saling berbagi privasi akan menumbuhkan sifat curiga dan prasangka. Gimana rasanya perasaan pasangan kalian atau mungkin kalian saat tidak diberikan rasa percaya?, itu yang terjadi disaat privasi dibagi-bagi.

Begini deh daripada banyak ngebacot, klasik sih sebenernya saran gue, tetep aja dasar percaya yang paling bener dan juga saling menghargai. Kalau udah rasa nyaman gak bakal mudah kok untuk pergi, justru kalau kejadiannya udah saling curiga, saling berprasangka keadaan yang terjadi pasti sebaliknya kan?.

Yaudah gitu aja sih..
Share:

Minggu, 08 Januari 2017

Kamu Sama Mantanmu Udah Ngapain Aja? #opinikevin

Hayoo pada pernah ngalamin gak? Ditanyain begitu sama gebetan atau pacar?



Gue masih gak ngerti deh maksud dan tujuan "orang-orang" yang suka nanyain hal begituan sama pasangannya. Apa pentingnya sih? Apa untungnya? Dan ironisnya lagi setelah dia tau apa yang jadi masa lalu pasangannya dan itu gak sesuai seperti apa yang dia harapkan, pasangannya ditinggalin.

Analoginya begini : Anggaplah uang dengan nominal Rp. 100.000,- lo kucek-kucek, remas-remas sampe bentuknya udah gak kaya semula lagi, tapi setelah itu terjadi nilai dari uang tadi bakal berubah gak? Walaupun mungkin bentuknya udah gak kaya semula tapi nilainya gak akan berubah.

Harusnya gitu cara kita memandang pasangan kita, tiap orang pasti punya masa lalu, dan gak selalu masa lalunya adalah hal yang menyenangkan. kalau menurut kita pasangan yang kita pilih adalah orang yang berharga atau bernilai buat kita, seharusnya kita gak perlu pusingin keadaan dia dimasa lalu apalagi buat kepoin masa lalunya kaya "mantanmu berapa?", "udah ngapain aja sama mantan?", kalo sayang harusnya apapun keadaan pasangan kita, tetaplah berharga buat kita, walaupun dengan segala keburukan yang udah pernah dia lakuin. 

Gak usah pacarin orang yang masih suka nanya begituan, itu tandanya dia orang yang lemah, gak siap kaya yeezy nya kemal, gak bisa nerima pasangannya dengan apa adanya. 

Dan buat kalian yang masih "begitu" gue saranin. Kepolah yang berkualitas!! Berdamailah dengan masa lalu!! Kalo masih gak bisa, Mati aja udah!
Share:

Rabu, 04 Januari 2017

Jangan Memilih Pasangan Saat Kamu Patah Hati! #opinikevin

Mungkin dari judul sudah sedikit mendiskripsikan apa pembahasan yang akan gue angkat saat ini. "Jangan Memilih Pasangan Disaat Kamu Sedang Putus Cinta", kenapa?




Saat kita merasa lapar, makanan yang rasanya biasa aja sekalipun akan terasa enak dan nikmat untuk kita santap, bener gak? Masa bodo dengan rasanya apalagi kandungan gizi dan kualitasnya, yang penting hasrat terpenuhi dan kenyang. Begitulah kira-kira analoginya, saat kamu patah hati jangan pernah mengambil keputusan, karena dalam keadaan seperti itu semua hal cenderung dianggap hal yang bagus dan melupakan banyak pertimbangan dalam memilih pasangan. Bisa aja pasangan yang diambil adalah orang yang salah, yang nggak berkualitas. Mending sih kalo komitmen hanya pacaran, Kalo sampe nikah gimana? Bisa bayangin gak seremnya?

Pasangan yang salah membawa diri kita pada kehidupan yang salah. Sadar gak sih kalian kalo milih pasangan gak semudah ngorek upil, banyak hal yang perlu dipertimbangkan, gak cuma sekedar "cinta", karena ini adalah keputusan yang akan kita bawa sampe kita mati, gak tau sih kalo yang punya niat poligami, iuuuhh... Pokoknya begitu, jangan sampe keputusan itu membawa kita pada penyesalan sampe nanti akhirnya mati. Mau begitu? Pasti nggak kan.

Nikmati aja dulu masa-masa yang ada, kalo masih sekolah ya sekolah yang bener, yang udah kerja ya kerja juga yang bener. Pantaskan diri lebih dulu sampai Tuhan kasi pasangan yang pantas buat kita. Intinya sabar dan percaya aja sih, percayain sama Tuhan untuk dapetin pasangan yang bener kita butuhkan bukan apa yang kita mau. Ingat! Pantaskan diri sampai Tuhan kasi pasangan yang pantas juga seperti bagaimana kita memantaskan diri kita. 


Siip!



Share:

Selasa, 03 Januari 2017

Serpihan Yang Galak Membias #PUISI2

Tersenyumlah hingga tiba garis pada matamu
Dan hadirnya bola lucu pada pipimu
Indahmu yang slalu ingin kumiliki

Dapatkah kau rasa degupku
Saatku peluk erat lekukmu
Dapatkah kau rasa hangatnya
Saatku erat genggam pada jemari

Hingga kini
Tetaplah kau yang paling indah
Share: