Rabu, 10 Juli 2013

Kevin dan Kuliahnya



Heloow men temen semua, gue nulis lagi yak. Mau share dikit tentang gue dan kuliah gue. Cekidoot ya.



Tahun ini akhirnya gue say good bye to uniform karena tahun ini gue lulus dari SMA. Sebelum ujian dan sebelum ada hasil kelulusan bahkan dari jauh-jauh sebelumnya gue udah mulai mikir bakal kuliah dimana dan jurusan apa. Pertama yang ada didalam pikiran gue cari jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan bakat gue. Dan bakat yang peling menonjol dari gue ya MUSIK karena dari kecil sejak gue umur 8 tahun udah mulai belajar dan bisa main drum, dan nampil didepan umum dari umur 9 tahun. Gue rasa itu yang bisa jadi jaminan masa depan gue nanti, dan gak bakal salah untuk ambil jurusan itu, incaran gue waktu itu adalah IMI (Institut Musik Indonesia). Tapi waktu gue jujur sama bapak dia malah gak begitu setuju “prospek seni dikalimantan itu kurang menjanjikan, bla bla bla ....”. dan gue sempat down dan bingung, harus tetap kokoh dengan musik atau cari jurusan lain yang bokap pengennya gue dimana. Sampe akhirnya gue dapat perbincangan dengan om gue yang bisa buka pemikiran gue lagi, “ngapain musik? musik itu untuk extra aja, disekolahan aja namanya ekskul”, gue pikir-pikir bener juga, gue udah bisa musik ngembanginnya bisa diluar lagian untuk jadi ahli cukup tambah jam terbang aja, kalau gue ambil jurusan lain + ngembangin musik diluar gue bakal dapat ilmu lebih dari bidangnya masing-masing  yang berbeda. Waah keren ya?


Selanjutnya gue mulai browsing universitas-universitas yang keren dan jurusan-jurusan yang masih jarang diambil + prospek pekerjaan yang luas. Dan akhirnya pilihan gue jatuh di ITB (Institut Teknologi Bandung) prodi Teknik Pertambangan & Perminyakan jurusan yang paling diincer dan terkenal banget, dan bapak setuju banget tapi gak lama berselang bapak bilang “maaf bang ITB mahal mungkin bapak gak mampu, mampu sih tapi mesti ada yang dijual”. Gue coba untuk mengerti keadaan orangtua gue akhirnya gue ambil keputusan ambil di universitas lain dengan jurusan yang sama dan itu di UPN Yogyakarta (Universitas Pembangunan Nasional Veteran). Berkas-berkas udah dikirim untuk pendaftaran beberapa hari sebelum test bapak dapat info kalau ada program beasiswa di universitas-universitas ternama Indonesia dan salah satunya ITB dan prodi yang gue impikan tadi juga ada, senengnya gue luar biasa banget deh. Sebelumnya gue juga ikut test kedokteran dan gak lulus, karena gak begitu berharap sih, lulus ya syukur kalaupun gak lulus ya gak apa. Okee, gak lama kemudian gue pun test ada 2 sahabat gue juga yang ikut test beasiswa yang sama @Anggrina_wulan dan @apri_anus. Test selesai dan selang 3 minggu kemudian hari pengumuman via online tiba tepatnya jam 5 sore, nunggunya yaampun rasanya lama bangeeet beda dari hari biasa-biasanya ditambah nih jantung degab-degub mulu’ gak karuan, tapi pas dicek eh nomor peserta gue gak bisa kebaca alias salah katanya si server, gue coba berulang-ulang sampe ni jari mulai berasap, dan tetap gak bisa terpaksa gue nunggu hasil di surat kabar besok paginya. Pagi harinya gue dapet telfon.


Wulan   : halooo bang, udah tau belum?
Gue       : tau apa? *penasaran *lompatdaritempat tidur
Wulan   : kitaaa ..... wuuuuuuaaaaaaaaa ....... *teriak2 gak jelas
Gue       : *makin penasaran
Wulan   : kitaa lu ...... *tiiiiiiitt* *pulsanya habis


Aaarrrrrgggghhhh...... Hati gue gundah gulana waktu itu, gak lama ada telfon lagi.


Apri        : udah liat koran?
Gue       : belum, apa apa?
Apri        : lo lulus di UI (Universitas Indonesia), aku di ITS
Gue       : Puji Tuhan, selamat ya brooo.... *tiiiiiit* *pulsanya gak habis

Mantep nih perlu diketahui kalau sohib gue apri adalah pengusaha pulsa berjalan tersukses dikota gue, karena ada fitur bayar kapan saja jika ditagih bayar segera. Salut!!

Gue masuk dipilihan kedua UI (Universitas Indonesia) Teknik Metalurgi & Material, cari sendiri tu di google belajar tentang apaan, hehe...  Gue seneng banget akhirnya gue kuliah, beasiswa dan gratis, gak membebankan orangtua, jadi waktu  ditanya “kuliah dimana?” sekarang gue udah punya jawaban dan gak bingung lagi. Tapi sedikit sedih karena gak masuk di universitas impian ITB tadi. Tapi yang gue percaya apa yang di dapat itulah yang terbaik dari Tuhan. Bapak ibu juga kelihatan seneng banget, keluarga dan sahabat-sahabat gue juga pada ngasi selamat. Tapi gue gak boleh terlalu larut dalam kesenangan, ini baru awal dan justru belum apa-apa, saat di sana nantilah penyesuaian dan pertarungan yang sebenarnya.

“kecilnya gak minum susu tapi kuliahnya di UI, dulu mama pengen masuk UI gak kesampean anaknya yang nerusin cita-cita mama nya ” –ibu *senyumbahagia , gue baru tau, segitu mirisnya masa kecil gue hanya konsumsi ASI, tapi itulah minuman yang paling mewah didunia ini bagi gue dulu yang bikin gue pinter dan bejo :D.

Pesan yang mau gue kasi’ sih sebenarnya untuk kita semua harus punya cita-cita. Kalau lo punya cita-cita “pengen jadi orang sukses” gue bilang itu bukan cita-cita! Cita-cita mesti spesifik dan jelas, mau jadi guru, arsitek, penyanyi, penulis, apapunlah harus spesifik. Supaya saat berjuang lo tau apa yang mesti diperjuangkan untuk menggapainya, dan saat lo berdoa dan minta, Tuhan kasi’ apa yang diminta atau Tuhan tau apa yang lo pengen. Gimana Tuhan mau kasi’ sukses kalau Dia gak tau lo pengennya apaan. Saat lo bilang cita-cita lo “Pengen jadi orang sukses” sebenarnya lo belum punya cita-cita! So bermimpi yang tinggi, jangan takut gagal, yakin dengan kemampuan diri dan mengandalkan Tuhan itulah kemenangan yang sesungguhnya, asal kita percaya/yakin, berusaha dan berdoa. Dan yakin semua indah pada waktuNya.


Wooooow!!


Share:

Sabtu, 08 Juni 2013

LOVE STORY MOM & DAD (Kisah Nyata Bukan FTV)

Pada suatu hari si bungsu adek gue terus merengek minta sepatu baru tapi bapak gak mau beliin karena sepatu dia udah banyak dan itu masih bagus-bagus itulah awal kisah cinta yang bakal gue ceritain kali ini. Apa hubungan cinta dengan sepatu bang? Aah jangan banyak tanya! *sumpelkolor.

Adek gue pun makin kenceng menangis, lalu tak lama kemudian ibu pun berkata “Kalian itu enak minta sepatu baru dikasi, bapak dulu waktu kuliah pertama ketemu ibu sepatunya itu udah bolong, kasian banget”, seisi rumahpun sekejab berubah menjadi hening dan bapak yang meneruskan cerita ibu. “Ya karena gak ada uang makanya sepatunya bolong, kalian tau waktu bapak mau kuliah kakek kalian itu sampe jual tanah dan sampe sekarang gak tau berapa luas tanah yang dia jual hanya biar anaknya sekolah, karena kata kakek “biar gak punya apa-apa yang penting anak harus sekolah” itu juga yang bapak pegang sekarang”. Begitulah kata beliau.

si Bungsu

Kisah cinta dimulai...

Bapak pun berangkat ke Jogja buat kuliah dengan modal dari hasil tanah yang dijual kakek. Tak pernah memikirkan untuk mencari kekasih hati bapak hanya fokus pada kuliahnya dan belajar walau banyak kekurangan terutama fasilitas, sekali lagi karena biaya. Tapi semangatnya tak pernah padam.

Sampai suatu hari bapak bertemu seorang gadis manis, iya itu ibu gue. Melangkah dengan sepatunya yang bolong tadi tanpa rasa gengsi bapak memantapkan diri untuk berkenalan, mata ibu pun tak luput dari sepatunya bapak yang bolong, rasa iba tetap ada, tapi bapak tak memusingkan itu, cinta tak mengenal gengsi, merekapun berkenalan. Itulah cinta pandangan pertamanya.

Sejak hari itu selalu ada rasa ingin bertemu dan rindu dengan gadis manis itu, selalu kepikiran bahkan sampai memimpikan dia, perasaan kasmaran begitu menggebu-gebu. Setelah pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya merekapun berpacaran. Akhirnya itupun membuat bapak sering datang kerumah ibu untuk bertemu sekedar melepas rindu atau berkenalan dengan keluarga ibu, itu bukti seriusnya bapak untuk mencintai ibu. Tapi bapak tetaplah sesosok pria yang sederhana seperti sejak saat bertemu, sebulan sekali bapak dapat kiriman uang dari kakek  itu Rp. 15.000,00 untuk jatah sebulan, setiap dapat kiriman bapak selalu bawa ibu jalan-jalan untuk makan atau yang lainnya untuk nyenangin hati ibu, walaupun jajannya ibu lebih gede dari jajannya bapak pada waktu itu, makanya ada kalanya ibu juga yang beliin bapak makan. Walau dalam kesederhanaan bapak selalu pengen ibu senang. Niat yang baik selalu menghasilkan buah yang baik, dan ibu liat ketulusan itu, itu yang membuatnya menerima segala kesederhanaan itu untuk saling melengkapi. “Cinta Yang Sempurna Dalam Segala Kesederhanaan”.

Tak lama kemudian hal yang ditunggu-tunggu selama perjuangannya menjadi mahasiswa bapakpun wisuda, tekad untuk membahagiakan orangtua selangkah sudah dilewati. Itu tak lepas juga dari dukungan ibu, ibu pun turut senang namun juga sedih yang berarti mereka mesti berpisah smpai waktu yang mereka sendiri tak tau sampai kapan. Ibu mengantar kepulangan bapak kembali ke kalimantan. Di pelabuhan, disitulah terakhir mereka saling bertatapan dan menunggu suatu hari mereka bisa bertemu lagi.

Saat dikalimantan bapak selalu merindukan ibu, bapak rajin mengirimkan surat untuk ibu, begitu juga ibu tak pernah lupa untuk membalasnya. Pada saat itu akses telekomunikasi sangat sulit bapak harus pergi ke pontianak untuk menelfon ibu, jarak dari tempat dia tinggal ke pontianak sekitar 6 jam menggunakan bus. Saat bapak menelfon ibu, teriakanpun terdengar, ibu harus berlari ke rumah tetangga, karena ibu tidak punya telefon. Walaupun lelah tapi tak sebanding dengan bahagia saat mendengar suara kekasihnya untuk melepas sedikit rindu.

Walaupun disaat jauh bapak selalu menunjukan keseriusan cintanya untuk ibu, bapakpun memutuskan untuk segera menikahi ibu, bapak tak pernah ingin menyusahkan orangtua, oleh karena itu dia berusaha, bapak rajin mengirim bawang putih ke jawa sana untuk dijual, karena harga jual disana sangat tinggi pada waktu itu, berkat ketekunan dan keuletan bapak bisa mengumpulkan cukup uang untuk meminang ibu dan membawa kedua orangtua nya bertemu ibu yang menjadi calon menantunya saat itu.

Saat yang ditunggu-tunggu tiba, merekapun menikah. Ibu ikut bapak pulang ke kalimantan untuk membangun bahtera rumah tangga bersama. Tapi perjuangan cinta belumlah usai bapak masih harus berjuang untuk menghidupi dan membahagiakan ibu dan anak-anaknya. Hingga sekarang hasil dari semua itun terlihat sungguh luar biasa, semua itu tak lepas karena ada seorang wanita yang setia selalu disampingnya, mendukung disaat susah dan senang. Dan sekarang sampai kapanpun dialah motivator dalam hidup gue, dalam kisah hidup dan perjuangan cintanya. Satu kata yang selalu gue ingat dari bapak “kebaikan seseorang itu dinilai pada akhirnya”. Jadi janganlah pernah kalian berpikir apa yang kalian lakukan saat ini adalah percuma dan tak ada hasilnya, hasilnya bukan diawal tapi diakhir, selalu yakin dan bersabar adalah kunci dari sebuah kebahagiaan dan kesuksesan. Okee sekian kisah ini, thank’s for reading.





“KEBAIKAN SESEORANG DINILAI PADA AKHIR”


Share:

Selasa, 07 Mei 2013

My Dad is My Everything


Saat kita mengidolakan William Shakesphere, Beethoven, B.J Habibie atau mungkin Bisma sm*sh (hah?) masihkah kita mengidolakan Ayah kita? Orang yang lebih hebat dari Superman, lebih kuat dari Hulk, lebih tangguh dari Iron Man, lebih baik dari Robin Hood, dan pakaian yang gak lebih ketat dari Spiderman.

Buat gue sih jelas banget orang yang berpengaruh, motivator dan idola gue, yaa that’s right “Bapak”. Orang yang hebat banget, orang kampung, sekolah gak pake alas kaki, tas nya pake kantong plastik, gak pernah ngerasain susu Dancow selain ASI, yang ada air beras yang dikasi gula, makannya ubi, lauknya daun ubi, kentut pun bau ubi. Gak bisa sejelas mungkin untuk menggambarkan betapa susahnya hidup Bapak gue dulu. Tapi bisa sekolah tinggi sarjana S2 pula’, dan itu juga gak lepas dari perjuangan kakek gue, gue yakin idolanya bapak pasti kakek, seperti gue sekarang yang juga mengidolakan bapak.

Perjalanan cintanya untuk ngerebut hati ibu juga gue kagum, yang bapak sebut dengan cinta pada pandangan pertama, pria kampung dari pedalaman Kalimantan yang jatuh cinta dengan seorang gadis manis Boyolali, Jawa Tengah. Saat wawancara gue tanya “pak waktu pertama ketemu ibu apanya sih yang diliat?”, “Pantatnya”. whaat? Telinga gue pun mengeluarkan ingus saat mendengar itu, tapi ya perspektif penilaian setiap orang yang membuat dirinya tertarik tentu berbeda-bedakan?. Tapi semenjak hari pertama bertemu itu bapak terus mengejar dan dalam hatinya berkata “lu olang yang owe cali slama nii” eh kok jadi chinese! Sering datang kerumahnya, jalan-jalan dengan sepeda keliling sawah, romantis juga nih orang. Dan akhirnya merekapun berpacaran, tapi tak lama setelah itu bapak selesai kuliah dan harus pulang kembali ke kampung halaman, merekapun LDR-an. Bisa bayangin gak lo semua? Jaman dulu itu belum ada blackberry, gak ada bbm atau weChat kayak sekarang. Mau nelfon harus wartel (baca : warung telepon) dan itu berbayar. Pacaran jaman sekarang : “Lagi apa sayang?” *-1 menit hp berdering “Lagi latihan salto sayang”, enak bangetkan, teknologi sekarang seolah menghapus jarak, menusia bisa berkomunikasi kapan saja. Pacaran jaman dulu : *tulis surat “Sayang udah makan?” seminggu kemudian pesan terkirim melalui pak pos atau merpati pos “nasi yang minggu lalu udah basi sayang”, kasian bangetkan. Anak muda jaman sekarang 5 menit aja pacar atau gebetannya gak ada kabar udah galau, gak kayak orang tua jaman dulu walaupun susah komunikasi tapi mereka tetap saling cinta dan setia.

Sampai pada suatu hari mereka pun menikah, ibu ikut bapak ke kalimantan, perjuangan belum selesai, mereka masih belum punya apa-apa. Setelah 1 tahun menikah keluarlah anak yang ganteng ini, ya itu gue. Ibu bilang waktu gue lahir gue itu bawa kalung atau medali, ada yang gue kalungin, dan itu masih bapak simpan, gak ada yang kebetulan, pasti gue itu dilahirkan untuk menjadi pemenang. Bidan yang bantu ibu ngelahirin itupun dibayar dengan sukarela, dan yang datang menjenguk itu rame banget tetangga-tetangga, bersyukur bangetlah walau disaat sulit tapi masih banyak orang disekeliling keluarga gue yang sangat begitu peduli. Waktu kecil bapak cuma punya sepeda onthel, dia sering bawa gue ke studio foto yang pasti buat foto-foto. Sampai akhirnya bisa beli motor second yang canggih karena Cuma bapak seorang yang bisa ngidupin itu motor. Pernah suatu hari kejadian motor itu kecurian, waktu bapak cari eh ternyata motor itu ditinggalin sang maling didepan masjid karena gak bisa ngidupin motornya. Waktu kian berlalu perjuangan demi perjuangan yang dilalui gue lihat semua hasilnya, dari jalan kaki, onthel, motor butut, dan sekarang punya 2 mobil. Hasil keringatnya yang begitu luar biasa buat gue, terlebih buat ibu, dari dulu sampai sekarang gue gak pernah liat bapak sama ibu berantem, sedikitpun gak pernah, gue senang keharmonisan ini.

Kurang ajar banget untuk gue pribadi kalau sampai gue ngecewain atau bikin malu bapak, yang harus gue perjuangkan sekarang dan yang gue cita-citain gue harus lebih hebat dari bapak, bapak bisa S2 gue minimal harus S2 dan mesti lebih, bapak punya 2 mobil, gue harus 3 bahkan lebih. Gue selalu bangga punya bapak kayak dia, selalu gue kagum dengan perjuangan hidupnya sampai dengan perjuangan cintanya.


Bapak Wisuda

Happy Family
Hari Pertama si Ganteng di Dunia
Wedding
si Ganteng (gue) 

Share:

Jumat, 03 Mei 2013

Untung dan Rugi Libur Panjang


Berhubung anak-anak kelas tiga SMA, SMP lagi pada libur (termasuk gue) dan gak tau sampe kapan. Ini menginspirasi gue buat nulis "Untung Rugi Libur Panjang", itung-itung menghibur kalian semua yang mungkin lagi bosan se-bosannya karena gak ada aktifitas lain, selain berkunjung ke kasur, meja makan dan kamar mandi. Dan beruntunglah teman-teman yang bisa jalan-jalan liburan dan sudah punya susunan acara liburannya, gak kayak gue. Kalau tau libur bakal sebosan ini gue bakal bikin planning buat ngumpulin ketujuh bola naga dan menguasai dunia, huahahahaha.....



KEUNTUNGAN SELAMA LIBURAN:

1. Memutihkan Badan

Selama sekolah pasti tiap hari ketemu, berpapasan bahkan ada kontak fisik sama matahari, dan ini pasti terjadi setiap hari saat sekolah. Upacara, astaaga upacara, menyeramkan... kata 'Upacara' menurut gue adalah kalimat perusak saat kita sedang menikmati akhir pekan. Waktu upacara berjemur dengan matahari langsung, gak apalah menghargai jasa pahlawan 'KATANYA'. Oleh karena itu liburan dijadikan sebagai ajang untuk memutihkan badan, ada diantaranya yang melakukan perawatan, luluran lumpur laut mati kemasan, atau mandi pake kuah mie yang lagi mendidih, usaha yang patut diacungi jempol. Ada pula yang cuma diem-diem doang eh putih sendiri. Lo kata bunglon!!


2. Bisa Kesiangan

Menurut penelitian sekitar 80% pelajar sangat benci untuk bangun pagi. Penilitian dari mana adadeh pokoknya *keplak... Jadi inilah kesempatan untuk bangun siang-sesiang siangnya, yang hobi nonton bola gak perlu mikir lagi "wah, besok sekolah nih" udah gak lagi mikir begitu. 


3. Rambut Gondrong

Yeeeaah... ini yang ditunggu-tunggu kaum pria “rambut gondrong”, bebas sudah dari yang namanya rajia rambut, mau pake poni kayak horden warteg, bikin jambul mirip jimmy neutron, terserah lo dah. Sepanjang sejarah gue botak karena rajia udah 3 kali, itu yang sampe botak (baca:cepak) , kalau rajianya sih gak tau gak pernah ngitung. Pokoknya sekarang bebas deh, yeaaah.... *kibasponi



tapi gimanapun juga ada pula kerugiannya, ini dia:


Kerugiaan Selama Liburan


1.Gak Dapet Jajan

 Ini yang gue gak suka saat libur, gak punya pemasukan, mau isi pulsa, mau isi bensin, beli ini beli itu serba sulit. bayangin aja pemasukan lo sehari 20.000 x 30 hari (1 bulan), kerugian yang lo dapet berkisar 600.000, ini perbulannya.. Kalau sampe 2 bulan atau lebih hitung sendiri, waw rugi banget dah.

2.Sepi Gak Ketemu Kawan Sekolah

Ini juga gak enak, dulunya kalau ngumpul ketawa-ketawa, ngejahilin temen, sekarang mungkin punya urusan masing-masing pada sibuk ngurusin masuk kuliah, bimbel dll. Mungkin keluar kota atau keluar pulau, pokoknya gak ketemu atau udah jarang ketemu, sepi aja rasanya karena beda suasananya.



segitu dulu yang gue tau, kalau ada yang mau nambahin di komen ya, okee... Selamat liburan semua, makasih udah baca. :*

promo : Follow Twitter @Kevinevansss & like FP Kevin Evannanda Septian

Share:

Kamis, 02 Mei 2013

Photographer Katanya #2 (Indonesia Culture)

Orait, selamat memasuki may ya teman-teman semoga #maywishes nya terjawab dan dikabulin sama Tuhan ya, hehe.... 

Hari ini gue mau nepatin janji gue dari postingan sebelumnya 'PHOTOGRAPHER KATANYA' #1 , gue bakal tunjukin karya-karya gue yang lain dan kali ini hasil jepretan gue bertemakan 
'Indonesian Culture'. 

Gue mau tanya seberapa bangga sih lo sama Indonesia? jawab masing-masing aja. Kalau gue sih jelas bangga banget terlepas dari hal negatifnya ya kayak korupsi dan kawan-kawan, kalau mau dicari terus kekurangannya ya bakal selalu ada, jadi gak perlulah kita terlalu menyalahkan satu pihak (baca : pemerintah) lebih baik itu jadiin pembelajaran untuk kita ni yang muda-muda meneruskan dengan lebih baik, okee...

Indonesia memang gokiill, kaya raya banget terkhusus sekarang gue bahas tentang budayanya. Pernah waktu lagi ngumpul-ngumpul bareng teman-teman gue bahasannya bertema 'Kalau gue jadi Presiden', satu bahasan yang seru banget si @Anggrina_wulan mengemukakan misinya bakal "mendata semua budaya dari tarian, makanan, bahasa, pakaian, rumah adatnya, alat musik, gaya rambutnya juga kaliik" haha... Suatu mimpi yang mulia sih, tapi bisa ngebayangin berapa lama buat menyelesaikan dan mendata semuanya
. Pulau di Indonesia ada 17.508 dan setiap pulau punya seni dan budayanya masing-masing, ribuan jenis musik. Lebih detailnya baca di wikipedia...

Oke dan ini sedikit dari bagian budaya Indonesia, diambil waktu masih jadi photograper sekolah,hehe.... nih dia







Tari Sumpit (Dayak)

Pong-Pong Alo (Melayu)

Tari Selamat Datang (Dayak)


Gimana gokil gak Indonesia, gak sebanding dengan jepretan gue. Indonesia memang biutipuul,hehe... Eh numpang promo sekalian ni promo follow twitter gue @Kevinevansss , like juga FP nya Kevin Evannanda Septian , thank's ya.. sekian *pelukcium.


I LOVE INDONESIA

Share:

Selasa, 23 April 2013

Bye-Bye SMA #1


Monster putih abu-abu udah dihajar, ketakutan dan khawatir karena UN mungkin hilang, libur panjang banget, walau belum sepenuhnya lega, ibarat berak belum tuntas, nungguin hasil kelulusan & mau masuk universitas mana? Kuliah dimana?

Senang sih tinggal beberapa langkah lagi untuk ngelepas masa SMA, tapi pastideh suatu saat pengen sekolah lagi, pengen SMA lagi. Yang paling diinget ya masa ‘nakal-nakalnya’, sering dihukumnya, telat kesekolahnya. Gak bakal keulang lagi, hanya di SMA.

                Masa serunya SMA itu gue rasain mulai kelas dua waktu udah ngambil jurusan, bukan berarti kelas satu gak seru, banyak cerita juga dikelas satu dan club futsal kelas gue waktu itu cukup termahsyur juga “Devil Shoters” namanya, garang gak tuh. Gue masuk dijurusan IPA, kelas IPA 2, awal pertama cukup ngeri karena yang bakal jadi wali kelas gue itu guru yang terkenal paling galak/killer satu sekolahan, badannya gendut, posisi tegap grak aja gak bisa. Sampe ada satu teman gue baru hari pertama aja karena saking takutnya pindah ke jurusan IPS. Tapi ternyata semua dugaan itu salah, emang jiwanya jiwa komunis banget, semangat pemberontakpun tumbuh, haha... satu minggu awal kelas gue gak ada satupun guru yang masuk karena dilarang wali kelas gue tadi dengan alasan masa tenang/penyesuaian tahun ajaran baru, dan gak ada guru yang berani masuk, kereeeen.... terlalu banyak cerita kalau gue tulis, kelas gue paling langganan banget dihukum, sampe jadi kebutuhan, kok kebutuhan? Ya iya, kalau aja seminggu gak dihukum pasti malah ngomong gini “Ribut yok, udah lama gak dihukum ni” anehkan?! Hukuman bukannya dihindari tapi malah dicari, sampe walikelas yang supergalak itu aja nyerah dan hampir ngundurin diri jadi wali kelas gara-gara ulah muridnya. Waktu akhir kelas dua ngadain kunjungan, ini salah satu bagian serunya. Bus yang dipake kelas gue berubah menjadi “Biscotique” dresscodenya kantong plastik dipake dikepala, gila-gilaan joget-joget didalam bus selama perjalanan, memang pada sarap semua.

Biscotique

 
IPA B and The Killer Mother :D
Dikelas tiga gue jadi sering telat kesekolah, karena adek gue juga udah masuk SMA, gimana nggak, emang dia bangun awal tapi mandinya bisa setengah jam lebih, mana kalau ngaca atau ngeliat kaca singgah, semua kaca yang ada dirumah dicobain semua, muter-muter depan kaca, gak ada puas-puasnya, gue sampe ileran nunggunya. Heran, cewek aja gak segitunya, pernah ketauan gue waktu bongkar tas dia, ternyata dia bawa kaca juga kesekolah mirip cewek atau lebih dari cewek. Akibatnya gue pun jadi sering lompat pagar sekolah biar gak absen, dam karena itu juga hidup gue ternoda karena mulai nyoba bolos karena males lompat pagar terus-terusan dan gak berani pulang kerumah, karena pasti Bapak sama Ibu bakal marah + ngoceh habis-habisan. Tapi ya tetap aja gue ketauan, gak tau intelnya Bapak ada dimana-mana, mungkin udah sewa detektif atau kerjasama dengan FBI buat mantau gue, tauuk dah, huuuh....

Sekarang udah gak ada lagi tu, tapi kenangannya dan certanya bakal tetap selalu ada. Tengkyu my bro and my sist, selamat berjuang dijalannya masing-masing buat kedepannya.

all member 12 IPA B



Share:

Kamis, 11 April 2013

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan Di-sekolah


Pernah ngamati gak, apa aja yang sering kita ucapin, kita tanyakan selama kita lagi disekolah? Pernah?.. kali ini gue bakal ngebahas tentang “Pertanyaan-pertanyaan yang paling sering ditanyakan disekolah” penasaran? Cekidoot...



1.Hari ini pelajaran apa?
               
                Bukan pertanyaan yang asing lagi, kebanyakan siswa yang datang kesekolah sesungguhnya mereka gak tau apa yang bakal mereka pelajari dan gak tau jadwal pelajaran, dan ini adalah orang-orang yang memiliki karakter atau kepribadian yang ingin praktis, gak mau repot. Ada yang semua buku pelajarannya langsung dimasukin ditas, ada juga yang ditinggalin dan disimpan semua dilaci meja dikelasnya tanpa harus dibawa pulang, bahkan ada juga yang gak bawa buku sama sekali.

2.Ada PR gak? Udah selesai belum?

                Aah yang ini sih pertanyaan favorit banget, dan pasti nanyain nya  ke orang pinter (bukan dukun) yang gak pelit. Tau sendiri deh, males belajar dirumah,haha...

3.Gurunya masuk gak?

                Ada 2 faktor yang membuat munculnya pertanyaan ini, pertama, lo gak suka sama pelajaran dan gurunya, dan itu bikin lo males dan gak nafsu buat belajar. Kedua, siapa sih yang gak suka jam kosong? Ada? Itu salah satu bagian dari surganya anak-anak sekolahan. Guru berkata “Kalau bapak/ibu guru gak masuk kalian belajar sendiri ya anak-anak” murid menjawab “Iya bapak/ibu guru”, idiiiih.... jawaban yang penuh dusta. Sungguh rugi jika moment seperti ini dimanfaatin buat belajar, belajar lagi, belajar teruuuus... gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

4.Eh,ngerti gak?

                Dengan pandangan dan wajah para manusia yang seolah tanpa dosa, itu hanyalah acting yang paling jago dilakuin anak sekolah, guru berkata “gimana, mengerti anak-anak?”, murid menjawab “mengerti guru”, guru menjawab lagi “oke, bagus semuanya pintar”, selang beberapa waktu guru pun keluar, para siswapun segera membuka topeng, mulai dah saling tanya teman depan, belakang, kanan, kiri, “eh,ngerti lo gak?” atau malah update status “4do3h ghAk n93rTh1 nii3h,ii1uuwHh”. Haduh, kalau udah gini gak tau deh yang salah siapa.

5.Eh,udah jam berapa?

                Nah ini yang paling sering, ini adalah pertanyaan dari orang-orang yang gak sabaran, mudah jenuh, tapi ini semua orang pasti pernah begini. Dengan gelisah “kapan sih pulangnya?”, “iih kok lama banget sih?” “iih, kok belum bell ya”. Apalagi saat lo sakit perut di jam-jam akhir dan ‘itu’ udah diujung, didukung toilet sekolah sangat ‘angker’ dan gak memungkinkan buat lo boker,saat seperti ini pasti lebih sering dari biasanya mempertanyakan ini, kalau emang gak tahan langsung cari timbunan pasir aja, digali, boker dan kubur deh. Eh.. kok malah ngomongin boker!.


gimana pren bener gak? atau kurang? boleh tambahin dikomen ya, hehe... byee :*
Share:

Kamis, 07 Maret 2013

Stress Ujian #1




               Masiaoloh,OMG.... udah masuk bulan baru tapi gue belum bikin postingan juga,ntah  karena apa,bingung nentuin topik atau juga stress karena kepikiran ujian akhir,arrrgghhh... Soal yang 30 paket,barcode,apapunlah yang katanya dan maksudnya untuk keamanan dan gak ada kebocoran malah menjadi suatu yang menyeramkan,belum ujian aja udah stress,apalagi selesai eh tau-taunya gak lulus,beee.... bakal banyak yang mati bunuh diri,mungkin ini juga jadi salah saru program pemerintah untuk mengurangi tingkat populasi yang terlampai tinggi di Indonesia..

                3 tahun ditentukan 3 hari? Atau,3 hari dipersiapkan 3 tahun? ß persepsi tiap orang emang berbeda,tapi ya yang ada dipikiran gue ya ujian nasional adalah program yang gak fair untuk dilakukan,why? Oke,buat yang sekolah diperkotaan,fasilitas,bangunan dan guru-guru yang memadai mungkin ini bisa dianggap suatu hal yang wajar dan biasa saja,tapi itu juga gak 100% menjamin siswa untuk luluskan? Sedangkan orang-orang yangdidaerah tertinggal bagaimana? Sekolah dengan bangunan tua,rusak dan tak layak,tenaga pengajar yang minim dan berkualitas rendah,mending masih punya bangunan jelek,yang beratap matahari dan beralas tanah,fasilitas pendukungnya gak ada?hayoo....

                Mengapa semua terkesan dipersulit dan pertimbangan hanya lewat test akademik saja,kan tidak semua orang punya kemampuan akademik yang baik,bagaimana dengan yang punya prestasi diluar itu,olahraga,seni,apa tidak bisa untuk dipertimbangkan? Kan kasian udah banggain sekolah dengan prestasi malah sulit buat lulus,bagai kita kerja banting tulang sekolah makan sampai kenyang dari hasil kita tapi kita malah kelaparan dan mati,kasian...kasian...

                Gue bikin postingan ini bukan maksud ngerasa paling benar sih,intinya semua baik dilakukan tapi tetaplah harus ada dasar pertimbangan yang kuat,standart pendidikan kita udah mampu atau belum untuk ini,dan tolak ukur jangan hanya sekolah diperkotaan saja,yang kelihatan saja,tapi lihat juga yang di daerah-daerah pedalaman,Aduuuh...Indonesia..Indonesia...





 keren yaaa...



 keren yaaa...



 kalau yang ini gimana?


 kalau yang ini gimana?



Dear : Pak SBY dan Kabinet Indonesia Bersatu II :D
Share: